Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perubahan Jumlah Kromosom

Jumlah kromosom pada sel makhluk hidup umumnya selalu tetap. Akan tetapi, ada beberapa peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah kromosom dalam sel makhluk hidup. Misalnya saja, kadang-kadang pemisahan kromosom selama pembelahan sel terganggu sehingga kromosom mengalami gagal berpisah. Akibat dari peristiwa gagal berpisah, sel-sel yang dihasilkan ada yang kelebihan kromosom dan ada yang kekurangan kromosom, bahkan ada juga sel anak yang tidak mendapatkan kromosom. Selain itu, perubahan jumlah kromosom juga dapat disebabkan oleh adanya peristiwa pindah silang dan perubahan kombinasi kromosom.

Perubahan jumlah kromosom dapat berupa euploidi dan aneuploidi. Euploidi adalah perubahan seluruh set kromosom, sedangkan aneuploidi adalah perubahan satu atau beberapa kromosom dalam satu set kromosom.

 

1. Euploidi

Lebah jantanEuploidi meliputi monoploidi, triploidi, tetraploidi, dan poliploidi. Organisme monoploidi (n) adalah organisme yang hanya memiliki satu perangkat kromosom di dalam sel-selnya. Contoh organisme monoploidi adalah lebah madu jantan, karena lebah madu jantan tumbuh dari sel telur yang tidak dibuahi.

Organsime triploidi (3n) adalah organisme yang memiliki tiga perangkat kromosom di dalam sel somatiknya. Umumnya, individu triploid merupakan individu yang steril (tidak mampu menghasilkan sel kelamin) seperti semangka dan jeruk tanpa biji.

Organisme tetraploidi (4n) merupakan organisme yang memiliki empat perangkat kromosom di dalam sel somatiknya. Organsime yang tetraploidi biasanya bersifat fertil (mampu menghasilkan sel kelaamin).

Organisme poliploidi biasanya memilliki lebih dari dua perangkat kromosom (> 2n). Misalnya saja triploidi (3n), tetraploidi (4n), heksaploidi (6n), dan oktaploidi (8n). Poliploidi umumnya terjadi pada tumbuhan dan jarang sekali terjadi pada hewan. Tumbuhan poliploidi dapat dilihat pada tumbuhan budidaya seperti strawberi, apel, pisang, jagung, gandum, kentang, dan lain-lain.

 

2. Aneuploidi

Aneuploidi meliputi nulisomik, monosomik, trisomik, dan tetrasomik. Organisme nulisomik (2n – 2) adalah organisme yang di dalam sel-selnya kehilangan dua kromosom yang sejenis atau homolog. Organisme nulisomik memiliki peluang hidup yang sangat kecil.

Organisme monosomik (2n – 1) adalah organisme yang kehilangan satu kromosom di dalam pernagkatnya. Misalnya, hilang satu kromosom X pada manusia menyebabkan terjadinya sindrom Turner.

Organsime trisomik (2n + 1) adalah organisme yang memiliki kelebihan satu kromosom  dalam sel-selnya. Misalnya saja, kelebihan kromosom X pada laki-laki akan menyebabkan terjadinya sindrom klinefelter. Komposisi kromosom pada penderita sindrom Klinefelter tersebut menjadi 44A+XXY. Selain itu, kelebihan kromosom nomor 21 pada manusia menyebabkan sindrom Down.

Organsime tetrasonik (2n + 2) adalah organisme yang kelebihan kromosom sejenis.

 

Demikian materi untuk hari ini, semoga dapat membantu kamu..Maaf jika terlalu singkat penjelasannya..

Hendra Yulisman
Hendra Yulisman Alumni LPDP PK 41 - Catureka Mandala. Seorang Pengajar yang sedang Belajar. Softcore gamer. Sangat tertarik dengan IT, Mikrobiologi dan Media Pembelajaran.

Posting Komentar untuk "Perubahan Jumlah Kromosom"